Sabtu, 03 Oktober 2015

✿ Sahabat, Apa Kabar dengan Imanmu Hari ini?.


Sahabat, pernahkan ada orang yang bertanya kepadamu mengenai Imanmu? Jika pernah, mungkin itu adalah salah satu teguran dari Allah bahwa kita harus mulai menatap keimanan kita.

Berbicara mengenai keimanan memang tidak akan pernah melelahkan, sebab inilah yang akan membawa kita menemui Rabb Yang Mulia. Sebagai manusia biasa, kita akui bahwa keimanan kita masih sangat jauh seperti orang-orang shalih terdahulu. Keimanan kita sangat mudah untuk berubah-rubah. Mungkin hari ini kita menjadi manusia yang penuh maksiat, tapi bisa jadi esok lusa kita akan menjadi manusia yang paing taat. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan keimanan kita esok hari.

Sahabat, apa kabar dengan Imanmu Hari ini? Masihkah kita merasakan bahwa Allah itu dekat dan melihat apa yang kita lakukan? Ketika iman ini menemui goresan, seringkali kita lupa bahwa ada cctv Allah yang tidak pernah lepas memantau kita setiap detiknya. Mungkin orang-orang menganggap kita shalih, tapi Allah tahu sejauh mana tingkat keikhlasan kita dalam beribadah.

Sahabat, apa kabar dengan niatmu hari ini? Masihkah terbesit dalam segumpal daging itu rasa ingin dipuji orang lain? Jika masih, mungkin kita harus pertanyakan kembali, bagaimana dengan kondisi hati kita saat ini. Mungkin kita mulai mengubah jarak dengan Dia Yang Maha Melihat, hingga kita mulai menjadikan selain Dia sebagai niatan kita.

Sahabat, apa kabar dengan tangisanmu di sepertiga malam ini? Masihkah tangisan itu melumer ketika memori ini sengaja beranjak pada dosa yang pernah menjadi tradisi? Jika dahulu, setiap malam sunyi kita mengadu kepada-Nya perihal dosa-dosa kita, lalu apa kabar dengan tangisan penuh penyesalanmu kini? kita memang manusia biasa yang mudah lelah, mungkin lelah dalam menangisi dosa-dosa kita. Tapi sahabat, percayalah bahwa Allah tidak pernah lelah untuk membuka pintu ampunan-Nya. Maka menangis lagi lah, meminta ampun kepada-Nya. Karena Allah menyukai hal itu.

Sahabat, apa kabar dengan tilawahmu hari ini? Sahabat yang dimuliakan Allah, salah satu amalan yang dapat mendekatkan kita dengan Rabb Yang Mulia adalah interaksi kita dengan surat cinta-Nya. Jika hari ini kita lupa dengan surat-Nya, lalu apa kabar dengan keimanan kita hari ini? Mungkin hati ini mulai redup dan tak dapat merasa lagi, bisa jadi karena interaksi kita yang mulai memudar dengan Al-Quran.

Sahabat, apa kabar dengan tujuan hidupmu hari ini? Masih kah kita jadikan akhirat sebagai tujuan kita? jika akkhirat mulai memudar dari jiwa kita, mungkin kini dunia mulai menempati sedikit ruang kosong di jiwa kita. Sahabat, semoga Allah selalu ingatkan kita bahwa tujuan Allah menciptakan kita di dunia ini bukanlah hanya sekadar untuk tertawa dan menangis. Namun lebih dari itu, Allah ciptakan kita untuk beribadah dan mengenal-Nya lebih dekat.

Sahabat, jika keimananmu kini mulai berada di batas kelemahan, inilah saat yang sangat tepat untuk kita berlari kembali menuju kepada-Nya. Tak ada kata terlambat sebelum nyawa berada di kerongkongan. Mendekatlah kepada-Nya, Rabb Yang Mulia, Rabb Semesta Alam, Rabb Yang Maha Pemurah. Ia tidak akan pernah lelah untuk mencintaimu, tak seperti cintamu yang mudah tergeser dengan cinta yang lain. Allah selalu menunggumu untuk kembali kepada-Nya, maka kembalillah wahai sahabat.

kabarmakkah.com


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
‘Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah’


✿ Ketulusan Seorang Ibu.


[Hanya Sebuah Nasehat]
Ketulusan Seorang Ibu.
 
Pernahkah kita melihat ibu kita sedang membereskan pekerjaannya di rumah? Sangat sibuk dan kompleks kan pekerjaannya? Iya betul sekali, amat sangat sibuk! Namun, beliau tetap mengerjakannya sendiri tanpa mengeluh sama sekali. Atau pernahkah ibu kita meminta bayarannya selama kita mengandung dan selama kita makan di rumahnya sampai saat ini? Saya yakin, hal tersebut belum ada sepanjang sejarah.

Itulah ketulusan seorang ibu. Dia tidak akan pernah meminta bayaran sepeser pun selamanya kepada kita. Ketulusannya itu bagaikan seluas dunia ini. Bagaimana pun nakalnya kita, tidak mau diatur, tetapi beliau dengan sabar menasihati hati. Ketika kita sedang sakit beliau pun tetap melayani kita dengan sepenuh hati.

Saya teringat saat sedang sakit, orang yang pertama kali merawat saya tidak lain adalah ibu saya sendiri. Saat itu kondisi saya tidak bisa bangun. Segalanya dilayani oleh ibu. Bahkan sampai malam pun saya merengek-rengek bak bayi karena saking sakitnya. Saat itu, ibu menenangkan dengan kata-kata yang lembut penuh cinta sambil menepuk-nepuk dan mengusap punggungku. Saat itu saya merasakan aliran kasih sayangnya menjalar ke seluruh tubuh ini, perlindungannya yang nyaman, kehangatannya, semua saya rasakan. Saat ini serasa hilang tiba-tiba. Kedamaian dan ketenangan merasuki jiwa. Akhirnya, saya bisa tertidur hingga pagi. Ibu saya barangkali terjaga sampai saya bangun, atau mungkin beliau tertidur karena kelelahan. Saya tidak tahu, saking pulasnya.

Sahabat, banyak sekali hal yang dirasakan dengan ketulusan seorang ibu, dan semua itu tidak akan pernah kita lupakan. Dia berikan kepada kita secara gratis meski nyawa taruhannya. Pengorbanan ibu yang selama ini kita rasakan itu adalah murni. Ia ingin memberikan yang terbaik buat anak-anaknya. Apapun ia lakukan dengan penuh kerelaan untuk anak-anaknya.

Mari kita renungkan! Sejak kecil ibu merawat kita. Ketika makan, ibu yang menyiapkan untuk kita bahkan mungkin sampai sekarang semuanya masih disiapkan meski kita sudah dewasa. Baginya, anaknya tetap anaknya. Beliau tidak pernah pandang bulu. Meski kita sudah dewasa, tetap beliau melayani kita dengan setulus hati seorang ibu yang dicurahkan kepada sahabat semua. Cara mencurahkannya pasti berbeda-beda, dan itu akan dirasakan oleh semua orang yang mempunyai ibu. Betapa lembutnya, terasa sampai ke hati.
Sejelek apa pun kita, beliau tidak pernah membuka aib kita ke orang lain. Tingkah laku kita yang buruk, selalu dirahasiakannya, ditutup rapat. Yang ia pandang hanyalah gambaran positif dari anaknya. Tidak seorang ibu menyebarkan kejelekan anaknya. Seandainya ada, hanya segelintir orang tua saja.
Sahabat, suatu saat kita pasti merasakan betapa pentingnya seorang ibu di kehidupan kita. Barangkali saat ini kita masih acuh tak acuh terhadap ibu kita, terkadang kita suka cuek kepadanya, dan bahkan tidak memedulikannya, mungkin dengan alasan sudah berkeluarga lah, alasan bahwa kita sudah dewasa lah, apa pun itu. Bahkan mungkin kita sebagai anak, pernah merasakan ketika sudah masuk sekolah. Ketika sudah kerja pun bahkan seperti itu. Saat ibu datang dari kampung dan ingin bertemu kita di tempat kerja kita, lalu saat ada orang yang bertanya siapa dia, kita merasa malu untuk memperkenalkannya, atau merasa risih. Yakinlah, jika kita berbuat jelek terhadap ibu kita, kita tidak akan merasakan berkahnya hidup. Ya, itu hanya segelintir orang saja.
Rasakan semuanya, sahabat! Ibu kita tidak akan pernah merasakan beban dalam hidupnya untuk mengasuh dan merawat beban dalam hidupnya untuk mengasuh dan merawat kita meski fisik kita capek, bahkan terkadang beliau rela terlambat dan bahkan barangkali tidak makan demi mendahulukan anak-anaknya. Beliau tetap kuat dan sabar serta ikhlas memberikan sesuatu yang terbaik untuk kita.

Sumber : Sang Bidadari, Karya : Sendi Rizaldi Supriadi Putra.


Ya Allah... semoga yang membaca nasehat ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lauta
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
‘Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah’


Rabu, 30 September 2015

✿ Pandanglah Manusia Dengan Mata Kasih.


[Hanya Sebuah Nasehat]
✿ Pandanglah Manusia Dengan Mata Kasih.

“Annadhru lil ummah, bi ainirrohmah, la bilghodbi wal adawah” (Pandanglah pada sesama umat manusia dengan mata kasih, janganlah memandang dengan mata benci apalagi permusuhan)

Islam adalah agama rahmat bagi alam semesta. Agama adalah nasehat, nasehat adalah ‘Irodatul khoir lil ghoir’ (menghendaki kebaikkan pada sesama manusia).


Ya Allah... semoga yang membaca nasehat ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
‘Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah’


 
;