[Hanya Sebuah Nasehat]
✿ Bantahan
Telak untuk Orang yang Berkata ‘Saya Bermaksiat atas Kehendak Allah’.
Dalam kajian rutin bulanan di Masjid
Raya al-A’dham Kota Tangerang, Pemimpin Majlis al-Bahjah Buya Yahya mendapat
sebuah pertanyaan dari salah seorang jamaah. Muslimah. Wanita itu bertanya, “Bagaimana
dengan orang yang mengatakan bahwa selingkuh yang dia lakukan merupakan
kehendak Allah Ta’ala? Apakah pernyataan tersebut benar?”
Tidak hanya laki-laki yang dijadikan
objek pertanyaan oleh Muslimah tersebut, sejatinya banyak sekali orang yang
mengaku beragama Islam, tapi berkeyakinan bathil macam ini. Atas nama pemahaman
agama dan penyandaran diri kepada Allah Ta’ala, mereka mengklaim bahwa tindakan
buruk, maksiat, dan dosa yang mereka kerjakan merupakan bagian dari Kehendak
Allah Ta’ala. Sebab Dia Maha Berkehendak. Tiada satu pun yang terjadi di muka
bumi dan alam semesta ini melainkan atas izin dari Allah Ta’ala.
“Semua yang terjadi di
semesta raya ini,” jawab Buya Yahya
terdengar santun dan tegas, “memang atas Kehendak Allah Ta’ala.” Tiada satu pun kejadian, pun yang paling kecil
dan tidak bisa dilihat, semuanya atas Kehendak Allah Ta’ala.
“Akan tetapi,” lanjut dai yang juga pendiri Pondok
Pesantren al-Bahjah ini, “Allah Ta’ala
juga memberikan kehendak kepada hamba-Nya untuk berkehendak.”
Atas kehendak dari Allah Ta’ala
tersebut, seorang hamba bisa memutuskan untuk melakukan perbuatan baik atau
buruk. Perbuatan inilah yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah
Ta’ala. Jika kebaikan, maka seorang hamba akan mendapatkan pahala. Jika
keburukan, maka seorang hamba akan mendapatkan dosa.
Sebagai jawaban pamungkas, sosok
yang kerap mengenakan jubah ini memberikan kiat jitu untuk membungkam argumen
orang-orang berkeyakinan sesat ini.
Andai bertemu dengan orang yang
berkeyakinan seperti ini (yang mengatakan bahwa maksiatnya atas Kehendak Allah
Ta’ala), jelas Buya Yahya, “Ambil saja
palu. Pukulkan di kepalanya dengan keras.” Jika orang tersebut marah-marah
sembari menahan sakit, jawab saja dengan santai, “Itu kan Kehendak Allah Ta’ala!”
Atau, masih menurut beliau, arahkan
saja dua tangan Anda tepat di kedua bola matanya. Coblos dua bola matanya. Saat
dia menggerutu kesakitan itu, jawab saja dengan berkata, “Loh? Bukannya hal tersebut merupakan Kehendak Allah Ta’ala?”
Terkait takdir ini, kita memang
mendapati dua kubu ekstrem. Kubu pertama menisbahkan semua perbuatan kepada
Allah Ta’ala, termasuk perbuatan buruk. Sedangkan kubu kedua beranggapan bahwa
dirinya memiliki kekuatan untuk melakukan apa pun tanpa campur tangan Allah
Ta’ala.
Maka akidah ahlus sunnah wal jamaah
adalah akidah yang pertengahan di antara keduanya. Allah Ta’ala Maha
Berkehendak, tapi Dia memberikan kehendak kepada hamba-hambanya untuk melakukan
atau meninggalkan sesuatu. Mereka meyakini semua kejadian atas Kehendak-Nya,
tapi mereka tidak akan menisbatkan keburukan kepada Allah Ta’ala sebab Dia
Mahabaik.